Topi Tradisional Dayak Kayan Jadi Andalan UMKM Telen, Begini Kata Camat Petrus Ivung

Gemanusantara.com – Camat Telen, Petrus Ivung, menegaskan komitmennya dalam mendorong perkembangan UMKM berbasis budaya lokal, salah satunya melalui penguatan produk kerajinan khas masyarakat.
Salah satu yang saat ini menjadi sorotan adalah topi tradisional khas Suku Dayak Kayan, yang dinilai memiliki nilai budaya sekaligus potensi ekonomi yang tinggi.
Kecamatan Telen di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memang dikenal kaya akan kerajinan masyarakat, namun topi khas Kayan menjadi produk yang dianggap paling unik.
Petrus Ivung menjelaskan bahwa topi tersebut berbeda dari kerajinan anyaman atau serawung yang umumnya ditemui di daerah lain.
Model dan teknik pembuatannya memiliki ciri khas yang hanya dimiliki oleh masyarakat Kayan.
“Topi itu termasuk jenis serawung, tapi bentuknya sangat berbeda. Itu hanya dimiliki mereka, tidak ada di tempat lain,” ujar Petrus.
Keunikan itu pula yang membuat nilai jualnya cukup tinggi. Satu topi bisa mencapai harga sekitar Rp400 ribu, tergantung tingkat kerumitan dan motif yang dibuat oleh para pengrajin.
Selain topi Kayan, berbagai produk UMKM lainnya juga berkembang di Telen, seperti anyaman serawung serta parang hasil karya pengrajin lokal.
Sebagian besar usaha ini dijalankan oleh kelompok masyarakat, termasuk para ibu PKK yang aktif memproduksi dan mempromosikan kerajinan tersebut.
“Ibu-ibu PKK turut membantu memproduksi dan mengenalkan kerajinan seperti serawung dan parang, termasuk yang di wilayah Lemora,” tambahnya.
Meski banyak kerajinan tumbuh di Telen, topi Dayak Kayan tetap menjadi ikon budaya yang paling menonjol. Pemerintah Kecamatan Telen berharap kerajinan tersebut dapat terus dikembangkan sebagai produk unggulan daerah, sekaligus membuka peluang ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat. (Adv/ma)



