Swarga Bara Siapkan 3 Kawasan Wisata Unggulan, Prevab hingga Telaga Batu Arang Masuk Rencana Pengembangan Desa

Gemanusantara.com — Pemerintah Desa Swarga Bara mulai mengarahkan strategi pembangunan pada pengembangan sektor wisata sebagai motor ekonomi baru masyarakat.
Kepala Desa Swarga Bara, Wahyuddin Usman, menegaskan bahwa desa memiliki sejumlah destinasi potensial yang selama ini belum dimaksimalkan pemanfaatannya.
Menurut Wahyuddin, kawasan Prevab menjadi salah satu lokasi yang paling dulu dikenal, terutama oleh peneliti dan wisatawan mancanegara.
Prevab menawarkan habitat alami primata tarsius serta keberadaan pohon ulin berusia ratusan tahun. Namun demikian, ia mencatat bahwa kunjungan wisatawan lokal justru masih rendah.
“Selama ini yang datang banyak dari luar negeri untuk penelitian. Potensinya besar, tapi masyarakat lokal belum banyak yang memanfaatkan sebagai objek wisata,” ujarnya.
Selain Prevab, Desa Swarga Bara juga memiliki destinasi yang kini semakin populer, yaitu Bukit Azalea. Kawasan ini menjadi perbincangan di media sosial berkat panorama perbukitan dan spot foto yang menarik.
Sejumlah pemilik lahan mulai membuka akses dan mengembangkan fasilitas sederhana untuk pengunjung.
Wahyuddin menilai tren ini positif dan berharap semakin banyak warga lokal berani memulai usaha berbasis wisata.
“Jangan takut membuka peluang. Wisata ini bisa menggerakkan ekonomi warga,” katanya.
Meski demikian, Wahyuddin menilai potensi terbesar berada di Telaga Batu Arang (TBA), bekas area dumping tambang KPC yang kini menjelma menjadi danau berfasilitas lengkap. Namun kawasan tersebut masih berada di bawah pengawasan perusahaan, sehingga pemerintah desa belum dapat terlibat secara penuh.
“TBA itu fasilitasnya lengkap. Kalau dikelola dengan baik, bisa menjadi PAD desa. Kami sudah ajukan permohonan kerja sama, tinggal menunggu keputusan perusahaan,” jelasnya.
Selain wisata rekreasi, Swarga Bara berencana menggunakan TBA sebagai pusat UMKM, tempat edukasi lingkungan, dan ruang publik bagi masyarakat. Namun semua itu bergantung pada kepastian status pengelolaan dari pihak perusahaan.
“Kami berharap tidak hanya menjadi penonton, karena wilayah ini berada dalam desa kami. Harapannya ada kolaborasi sehingga wisata bisa membuka lapangan kerja dan mengubah mindset masyarakat bahwa peluang usaha tidak hanya dari sektor tambang,” ujarnya.
Wahyuddin optimistis bahwa pengembangan tiga kawasan wisata tersebut dapat menjadi pondasi ekonomi baru bagi Swarga Bara, sekaligus menjaga kelestarian alam desa. (Adv/ma)



