KUTIM

Inklusi Keuangan di Kutai Timur: 70% Pelajar Sudah Memiliki Rekening Tabungan

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setkab Kutim, Noviari Noor

Gemanusantara.com – Upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di lingkungan pendidikan kembali digencarkan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim).

Melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), Pemkab Kutim menargetkan seluruh pelajar memiliki rekening tabungan sebagai bagian dari pembentukan budaya menabung sejak dini.

Salah satu langkah strategisnya adalah pelaksanaan program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), yang merupakan implementasi dari Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) sesuai Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2020.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setkab Kutim, Noviari Noor, mengatakan program KEJAR menjadi sarana efektif memperkenalkan pengelolaan keuangan kepada pelajar.

“Program KEJAR ini diharapkan mampu menanamkan kebiasaan mengelola keuangan kepada pelajar, agar mereka memahami pentingnya menabung dan bertransaksi secara sehat sejak usia sekolah,” ujarnya.

Hingga tahun ajaran 2024–2025, tercatat 94.452 pelajar tingkat dasar di Kutai Timur. Dari jumlah tersebut, 67.007 siswa atau 70,94 persen telah memiliki rekening tabungan.

Pemerintah menargetkan angka tersebut dapat terus meningkat hingga seluruh pelajar memiliki rekening sendiri.

Program KEJAR ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Bupati Kutai Timur yang ditujukan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta seluruh kepala sekolah negeri maupun swasta.

Pelaksanaannya melibatkan berbagai lembaga jasa keuangan yang bekerja sama dengan sekolah agar proses pembukaan rekening berjalan efektif.

“Dengan adanya sinergi antara pemerintah, dunia pendidikan, dan lembaga keuangan, diharapkan tidak ada lagi pelajar yang belum memiliki rekening. Ini menjadi salah satu langkah penting menuju masyarakat yang melek finansial,” tambah Noviari.

TPAKD Kutim menilai bahwa perluasan akses keuangan bagi pelajar tidak hanya meningkatkan literasi keuangan, tetapi juga memberi dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Budaya menabung sejak dini diharapkan mencetak generasi yang lebih bijak dalam mengatur keuangan serta siap menghadapi tantangan ekonomi di masa mendatang.

“Terima kasih kepada semua pihak, terutama para guru dan orang tua, yang telah menjadi motivator bagi anak-anaknya untuk membiasakan menabung. Dukungan ini menjadi kunci agar tujuan inklusi keuangan di Kutai Timur bisa tercapai sepenuhnya,” tutup Noviari. (Adv/ma)

Related Articles

Back to top button