Fatherless Masih Tinggi, Andi Harun Minta Ayah Berhenti Jadi Penonton

Wali Kota Samarinda, Andi Harun. (Gemanusantara.com)

Gemanusantara.com– Wali Kota Samarinda Andi Harun menyoroti masih tingginya fenomena fatherless di Indonesia yang berdampak langsung pada tumbuh kembang anak. Kondisi tersebut, menurutnya, tidak bisa lagi dibiarkan dengan dalih kesibukan kerja atau pembagian peran tradisional dalam keluarga.

Berdasarkan data Pemutakhiran Pendataan Keluarga tahun 2025, sekitar 25,8 persen keluarga yang memiliki anak mengalami kondisi fatherless, baik karena ketidakhadiran ayah secara fisik maupun minimnya keterlibatan emosional. Angka ini menjadi alarm serius bagi semua pihak, termasuk pemerintah daerah.

“Ayah tidak boleh hanya menjadi penonton dalam proses tumbuh kembang anak. Pendidikan dan pengasuhan bukan tanggung jawab ibu semata,” tegas Andi Harun, Kamis (18/12/2025).

Sebagai langkah konkret, Pemkot Samarinda menerbitkan Surat Edaran tentang Gerakan Ayah Mengambil Rapor Anak ke Sekolah (GEMAR) yang ditetapkan pada 15 Desember 2025. Melalui gerakan ini, para ayah didorong untuk hadir langsung di sekolah saat pengambilan rapor anak pada akhir semester.

Andi Harun menilai, kehadiran ayah dalam momen tersebut bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk tanggung jawab moral dan emosional terhadap anak.

“Kalau ayah tidak tahu perkembangan akademik dan kondisi anaknya sendiri, maka ada peran yang sedang hilang di dalam keluarga,” ujarnya.

Dalam edaran tersebut, seluruh pegawai di lingkungan perangkat daerah serta instansi pemerintah dan swasta yang berstatus sebagai ayah atau wali ayah dan memiliki anak usia sekolah diimbau untuk mengambil rapor anaknya secara langsung. Pemkot Samarinda juga memberikan dispensasi keterlambatan masuk kerja bagi pegawai yang mengikuti GEMAR, sesuai ketentuan masing-masing instansi.

Selain menyasar aparatur, Pemkot juga meminta satuan pendidikan negeri dan swasta untuk memfasilitasi pelaksanaan GEMAR dengan memperkuat komunikasi antara sekolah dan orang tua, khususnya ayah atau wali ayah. Program ini dijadwalkan mulai berjalan pada Desember 2025, dengan penyesuaian di masing-masing sekolah.

Andi Harun menegaskan, GEMAR yang juga menjadi bagian dari Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) diharapkan mampu mengubah pola pikir pengasuhan di masyarakat.

“Ayah tidak cukup hanya hadir secara ekonomi. Kehadiran emosional dan keterlibatan nyata dalam pendidikan anak adalah tanggung jawab yang tidak bisa diwakilkan,” tutupnya. (Nit)

Exit mobile version