KUTIM

Dinkes Samarinda Seragamkan Layanan Puskesmas dengan 12 Indikator SPM

Gemanusantara.com – Pemerintah Kota Samarinda menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan dasar melalui penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda kini memperkuat implementasi 12 indikator SPM di seluruh puskesmas agar layanan di setiap kecamatan memiliki kualitas yang setara.

Duabelas indikator tersebut mencakup berbagai kelompok layanan kesehatan, mulai dari ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, balita, peserta didik, hingga kelompok usia produktif dan lanjut usia. Layanan kesehatan bagi penderita hipertensi, diabetes melitus, Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berat, terduga TBC, dan masyarakat yang berisiko terpapar HIV juga termasuk dalam cakupan SPM.

Kepala Dinkes Samarinda, Ismid Kusasih, menekankan bahwa penerapan SPM bukan hanya formalitas administratif, tetapi harus dioptimalkan di lapangan. “Prioritas utama kami tetap pada pemenuhan 12 indikator SPM. Setiap puskesmas wajib bergerak dalam standar yang sama tanpa ada yang tertinggal,” ujar Ismid, Sabtu (15/11/2025).

Selain penguatan SPM, Dinkes Samarinda menyesuaikan diri dengan empat program prioritas Asta Cita Presiden Prabowo. Program tersebut meliputi Cek Kesehatan Gratis (CKG), pemberantasan TBC, percepatan Universal Health Coverage (UHC) melalui Jaminan Kesehatan Nasional, serta persiapan pembangunan rumah sakit modern. Ismid menekankan bahwa semua program akan diterapkan secara teknis agar berdampak nyata bagi masyarakat.

Ismid juga menyoroti isu stunting yang masih menjadi perhatian serius. Penanganannya membutuhkan kerja sama lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD), mulai dari pendampingan ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita, hingga edukasi keluarga. “Penanganan stunting tidak mungkin dilakukan satu instansi saja. Semua harus bergerak satu arah,” jelasnya.

Di bidang layanan darurat, Dinkes mendorong perluasan akses melalui program Doctor on Call dan Public Safety Center (PSC) 119, agar masyarakat memperoleh penanganan cepat dalam kondisi medis darurat.

Tahun ini, Dinkes juga mendapat tanggung jawab tambahan dalam pengawasan Makanan Bergizi Gratis (MBG) melalui Satgas MBG di tingkat kota. “Kami memastikan makanan yang diberikan peserta didik aman, bergizi, dan bersih,” kata Ismid.

Dengan langkah-langkah tersebut, Dinkes menargetkan layanan kesehatan di Samarinda lebih terukur dan langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, bukan sekadar pemenuhan administratif. “Fokus kami tetap menghadirkan layanan dasar yang merata, cepat, dan aman bagi seluruh warga Samarinda,” pungkas Ismid. (Nit/rir)

Related Articles

Back to top button