
Gemanusantara.com — Desa Swarga Bara mengambil langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada industri pertambangan dengan memperkuat ketahanan pangan lokal.
Upaya ini diharapkan mampu menciptakan sumber pendapatan alternatif dan meningkatkan kemandirian ekonomi warga.
Kepala Desa Swarga Bara, Wahyuddin Usman, menjelaskan bahwa potensi pangan desa masih cukup besar dan tersebar di beberapa wilayah strategis, termasuk Dusun 1 Kabo Jaya, Kampung Makassar, dan Kampung Jawa.
“Potensi pangan sekitar 20 persen, terutama di wilayah-wilayah tersebut,” ujarnya.
Komoditas utama yang dikembangkan warga antara lain jagung, sayuran, dan kelapa sawit.
Selain itu, sektor perikanan dan peternakan juga mulai menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, menjadi peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.
Wahyuddin menegaskan bahwa strategi ini adalah bagian dari upaya diversifikasi ekonomi agar warga tidak sepenuhnya bergantung pada perusahaan tambang.
“Kami ingin masyarakat melihat bahwa hidup tidak hanya bergantung pada perusahaan. Pangan bisa tumbuh, dan semuanya bisa menjadi sumber pendapatan baru,” katanya.
Menurutnya, kemandirian pangan menjadi fondasi penting bagi desa untuk bersaing, apalagi posisi Swarga Bara yang berada di lingkungan perkotaan memberikan akses pasar yang lebih luas bagi produk lokal.
Langkah ini juga melibatkan pembinaan masyarakat agar dapat mengelola hasil bumi secara berkelanjutan, sekaligus membuka peluang usaha baru di sektor pangan, peternakan, dan perikanan.
Dengan program ketahanan pangan ini, Swarga Bara berupaya menciptakan desa yang mandiri, produktif, dan berdaya saing, sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga di tengah dominasi industri besar di sekitarnya. (Adv/ma)