
(Foto: Gemanusantara.com)
Gemanusantara.com– Peredaran uang palsu kembali meresahkan warga Samarinda, terutama para pedagang kecil yang mengandalkan transaksi tunai. Beberapa penjual ikan di kawasan Jalan Jakarta, Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, menjadi korban terbaru. Pelaku disebut memanfaatkan suasana sibuk di pagi hari untuk menipu para pedagang.
Adrik (32), salah satu penjual ikan rumahan di lokasi itu, mengaku sudah lebih dari sekali menerima uang palsu tanpa sadar. Ia baru mengetahui setelah istrinya memeriksa hasil penjualan di rumah.
“Kalau jam ramai itu, saya enggak sempat ngecek satu-satu. Pembeli datang silih berganti,” ujarnya pada Rabu (4/11/2025).
Menurut Adrik, orang yang datang membawa uang palsu biasanya memiliki ciri dan pola yang hampir sama, berpakaian tertutup seperti gamis, memakai masker, dan selalu tampak terburu-buru saat menyerahkan uang. Mereka cenderung memilih transaksi cepat dan langsung meminta kembalian sebelum penjual sempat mengecek keaslian uang.
“Pernah nemu yang palsu nominal Rp20 ribu, ada juga Rp50 ribu bahkan Rp100 ribu,” tambahnya.
Hal serupa juga dialami Safat, pedagang ikan lainnya di kawasan yang sama. Ia mengaku kesulitan membedakan uang asli dan palsu karena tampilan fisiknya hampir identik.
“Saking kesalnya, uangnya langsung saya bakar. Takutnya kalau disimpan malah kepakai lagi,” kata Safat.
Para pedagang menduga pelaku sudah mengamati situasi pasar dan tahu kapan waktu paling ramai, sehingga mudah berbaur di antara pembeli tanpa dicurigai.
“Mereka datang pas kita sibuk banget, jadi enggak sempat mikir. Cuma bisa pasrah,” ucap Safat.
Kini, beberapa pedagang mulai memasang langkah pencegahan. Ada yang memeriksa uang dengan senter kecil, ada juga yang merekam transaksi lewat ponsel untuk mengantisipasi jika kejadian serupa terulang.
“Kalau bisa, aparat lebih sering patroli. Kasihan kami yang kerja dari pagi, hasilnya malah dipalsukan orang,” tutup Adrik dengan nada kecewa. (Nit/rir)