
Gemanusantara.com– Video kericuhan antara seorang pengendara motor dan rombongan pengantar jenazah kembali menghebohkan warganet. Rekaman itu menunjukkan adanya adu mulut, hingga dugaan tindakan pemukulan oleh salah satu anggota rombongan. Polresta Samarinda kini turun tangan menelusuri seluruh rangkaian kejadian.
Wakapolresta Samarinda, AKBP Heri Rusyaman menyampaikan bahwa penyidik telah mengamankan sejumlah informasi awal dari video tersebut dan akan memanggil pihak-pihak yang terlibat. Ia menegaskan bahwa seluruh detail harus diurai dengan cermat sebelum kesimpulan diambil.
“Kami perlu memastikan bagaimana posisi masing-masing. Apakah pengendara memang sengaja berada di jalur iring-iringan atau tidak, itu yang harus kami pastikan melalui pemeriksaan,” ucap Heri di Mako Polresta Samarinda, Selasa (18/11/2025).
Dalam rekaman yang sama, terlihat pula dugaan tindakan pemukulan terhadap pengendara. Heri menyebut bahwa kepolisian tidak akan mengabaikan unsur kekerasan tersebut. Menurutnya, apabila ada pihak yang merasa dirugikan, maka proses hukum akan segera berjalan.
“Kalau memang ada yang menjadi korban dan melapor, tentu kami akan proses. Kami perlu tahu apakah pemukulan itu benar terjadi dan bagaimana situasi saat itu,” tegasnya.
Heri juga menyoroti fenomena maraknya pengawalan jenazah yang dilakukan secara mandiri oleh warga tanpa prosedur kepolisian. Ia mengungkapkan bahwa tindakan-tindakan seperti meminta pengendara lain menepi dengan cara memaksa hingga berbicara kasar menjadi penyebab utama gesekan di jalan.
“Banyak masyarakat yang mengawal sendiri tanpa tahu aturannya. Yang disayangkan adalah ketika cara-caranya sudah mengarah pada arogansi. Nah, itu yang memicu masalah,” katanya.
Ia menambahkan bahwa beberapa waktu terakhir, insiden serupa telah dua kali menjadi viral di Samarinda, menandakan perlunya peningkatan pemahaman masyarakat soal pengawalan jenazah.
Menurut Heri, kepolisian sebenarnya sudah menyediakan layanan pengawalan jenazah secara gratis, namun fasilitas tersebut jarang dimanfaatkan oleh warga. Ia menegaskan bahwa layanan tersebut tetap bisa diberikan selama personel di lapangan memungkinkan.
“Pengawalan dari polisi itu tidak dipungut biaya. Kami ada kendaraan dan personel yang bisa dikerahkan. Hanya saja memang kami menyesuaikan dengan kegiatan harian,” ujarnya.
Heri berharap masyarakat lebih tertib di jalan dan tidak mengambil langkah-langkah yang dapat menimbulkan pelanggaran hukum. (Nit/Rir)