
Gemanusantara.com– Pemerintah Kota Samarinda menaruh perhatian khusus terhadap kesiapan mekanisme penanganan keluhan warga menjelang dimulainya pemasangan jaringan gas (jargas) rumah tangga tahun ini. Sebanyak 7.619 sambungan diproyeksikan terpasang melalui program Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Isu pengaduan warga menjadi pembahasan utama dalam rapat koordinasi yang digelar Pemkot, Rabu (19/11/2025). Dalam forum tersebut, Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri, mengingatkan bahwa setiap proyek galian berpotensi menimbulkan dampak ke lingkungan sekitar jika tidak diawasi secara teliti.
Menurut Saefuddin, persoalan yang kerap muncul dari program serupa di masa lalu harus menjadi evaluasi. Ia menyebutkan pernah terjadi kerusakan utilitas karena galian tidak sesuai jalur.
“Kalau pekerjaan melewati saluran, jangan sampai merusak struktur yang sudah ada. Hal seperti ini harus dijelaskan di awal agar tidak menimbulkan keberatan dari warga,” ujarnya.
Saefuddin menegaskan bahwa masyarakat tidak boleh dibiarkan tanpa ruang untuk menyampaikan laporan. Ia meminta pemerintah pusat sebagai pelaksana proyek menyediakan kanal aduan, layanan servis, serta mekanisme tindak lanjut yang jelas.
Selain itu, ia menilai perlu ada verifikasi lapangan oleh Pemkot untuk memastikan laporan administrasi kontraktor benar-benar menggambarkan kondisi pengerjaan. Penempatan pengawas daerah pun tidak menutup kemungkinan diterapkan apabila situasi menuntut.
Pemerintah pusat menargetkan pembangunan jargas berlangsung selama delapan bulan, mulai November 2025 hingga Juli 2026. Saefuddin berharap proses tersebut berjalan tanpa mengganggu aktivitas warga.
“Kami butuh layanan respon cepat agar setiap keluhan bisa langsung ditangani,” tegasnya. (Nit)