Mahasiswi UINSI Samarinda Mengaku Alami Tekanan Usai Melapor Dugaan Kekerasan Seksual

ilustrasi kekerasan seksual terhadap perempuan. (Ist)
Gemanusantara.com– Seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda berinisial FF mengaku mengalami tekanan setelah melaporkan dugaan kekerasan seksual yang dialaminya. Alih-alih mendapatkan perlindungan, FF justru merasa disudutkan saat menyampaikan laporan.
“Saya datang untuk mencari solusi, tapi malah disudutkan. Bahkan saya merasa diserang balik,” ujar FF kepada Gemanusantara.com, Rabu (3/12/2025).
Menurut FF, situasi semakin berat karena terduga pelaku dikenal sebagai sosok yang populer dan berprestasi di lingkungan kampus. Hal itu membuat laporan yang disampaikannya justru mendapat respons negatif dari sebagian pihak.
“Setelah saya melapor, justru banyak yang menuding saya mau menjatuhkan dia. Saya merasa sendirian,” katanya.
FF juga mengungkapkan bahwa dirinya masih merasakan ketakutan untuk beraktivitas di lingkungan kampus setelah peristiwa tersebut. “Saya masih merasa takut setiap kali harus datang ke kampus,” ujarnya.
Kesaksiannya yang beredar di media sosial disebut menjadi salah satu alasan mengapa kasus ini mendapat perhatian publik. FF menilai saluran formal di lingkungan kampus belum sepenuhnya memberikan rasa aman bagi korban.
Sementara itu, pihak UINSI Samarinda mengaku telah menerima informasi terkait dugaan tersebut. Salah satu pejabat kampus yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa saat ini pihak universitas masih melakukan penelusuran awal terhadap laporan yang beredar.
“Kami sedang mengumpulkan informasi dan mempelajari kronologi yang ada. Untuk saat ini belum bisa menyampaikan pernyataan resmi,” ujarnya melalui pesan singkat.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pimpinan universitas terkait dugaan kasus tersebut maupun langkah penanganan yang akan diambil. (Nit)



