Gemanusantara.com – Dalam upaya untuk mengatasi masalah stunting yang masih menjadi isu kesehatan utama, Kutai Timur menggelar Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), dipimpin oleh Achmad Junaidi B, Sekretaris TPPS yang mewakili Pjs Bupati Kutim, H Agus Hari Kesuma di Kantor Dispora Kutim. Rapat ini mengumpulkan berbagai pemangku kepentingan termasuk perwakilan Forkopimda dan PD, serta mitra kerja dari Program Bangga Kencana (KKBPK) dan BAAS (Bapak Asuh Anak Stunting) Kabupaten Kutim.
Dalam rapat tersebut, Pjs Bupati H Agus Hari Kesuma, melalui sambutan tertulisnya, menekankan pentingnya sinergi dan regulasi yang kuat untuk mengurangi prevalensi stunting. “Kami berharap bahwa dengan sinergi yang kuat dan regulasi yang jelas, kami dapat mengurangi prevalensi stunting di daerah kami,” ujarnya.
Salah satu fokus utama yang dibahas dalam rapat adalah program “Cap Jempol Stunting,” yang merupakan inovasi baru dalam upaya mempercepat penurunan angka stunting melalui sosialisasi dan edukasi langsung kepada masyarakat. Program ini terutama ditujukan untuk remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita. “Ini merupakan langkah kami dalam mempercepat penurunan angka stunting yang masih menjadi perhatian serius di Kutim,” ungkap Achmad Junaidi B.
Selain itu, TPPS juga telah merumuskan sejumlah strategi penting, termasuk pemenuhan gizi seimbang untuk bayi di atas 6 bulan, ibu hamil, dan menyusui, serta peningkatan akses terhadap sanitasi dan air bersih sebagai prioritas utama.
Data terbaru menunjukkan penurunan signifikan prevalensi stunting di Kutim, dari 29% pada 2023 menjadi 16,94% pada Juni 2024, dengan harapan terus menurun hingga 15,7% pada September 2024. “Data ini merupakan indikasi kuat bahwa intervensi yang kami lakukan sudah berada di jalur yang benar, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan,” tambah Sekretaris TPPS.
[ADV | DISKOMINFO KUTIM]