Komisi IV DPRD Kaltim Desak Pembenahan Sistem Olahraga, Soroti Inklusi hingga Pengelolaan SKOI

Gemanusantara.com – Komisi IV DPRD Kalimantan Timur menegaskan komitmennya untuk mendorong pembenahan menyeluruh terhadap sistem pembinaan olahraga daerah. Hal ini ditegaskan dalam rapat kerja bersama Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim yang berlangsung di Gedung E Lantai I Kantor DPRD Kaltim, Senin (25/8/2025). Rapat dipimpin Ketua Komisi IV, Baba, dan Sekretaris Komisi IV, M Darlis Pattalongi, serta dihadiri anggota Hartono Basuki, Agus Aras, Fadly Imawan, dan Damayanti.

Dalam forum tersebut, salah satu sorotan utama adalah minimnya regenerasi atlet disabilitas serta keterbatasan sarana dan prasarana pendukung. Sekretaris Komisi IV, Darlis Pattalongi, menekankan pentingnya penyediaan fasilitas yang inklusif, terutama di Stadion Palaran, Samarinda. “Kalau kita bicara inklusi, maka fasilitas harus bicara kenyataan. Atlet disabilitas juga miliki kesamaan hak,” ujarnya.

Komisi IV juga mengapresiasi langkah Dispora menyusun buku indeks partisipasi olahraga 2025. Namun, mereka menekankan agar data tersebut tidak berhenti sebagai dokumen administratif, melainkan dijadikan dasar kebijakan nyata. Ketua Komisi IV, Baba, menegaskan perlunya tindak lanjut yang konkret. “Kita ingin data itu bicara. Jangan hanya jadi laporan tahunan. Harus ada tindak lanjut nyata, termasuk soal sarana dan pembinaan,” katanya.

Terkait program “Sport Sain” yang meniru pendekatan Korea dalam deteksi bakat atlet, Komisi IV menyatakan dukungan penuh. Meski demikian, mereka menekankan pentingnya melibatkan pelatih lokal dan lembaga pendidikan agar program tidak sekadar menjadi proyek teknologi.

Isu lain yang mencuat adalah pengelolaan Sekolah Khusus Olahraga Internasional (SKOI) yang saat ini berada di bawah Disdikbud. Komisi IV menilai pembinaan olahraga seharusnya kembali menjadi domain Dispora agar lebih fokus dan terarah. Fadly Imawan bahkan menyebut merosotnya prestasi cabang sepak bola di SKOI sebagai alarm serius perlunya evaluasi menyeluruh.

Fadly menambahkan, pembinaan olahraga membutuhkan dukungan finansial yang terstruktur. “Olahraga itu bukan hanya soal latihan. Tanpa event, tanpa dukungan anggaran, atlet kita akan kehilangan semangat dan arah,” tegasnya. Ia pun mendukung adanya satu mata anggaran khusus untuk olahraga, termasuk dana taktis yang fleksibel.

Dengan berbagai catatan tersebut, Komisi IV DPRD Kaltim berharap sistem pembinaan olahraga di daerah dapat dibenahi secara menyeluruh, sehingga mampu melahirkan atlet berprestasi dan menjamin kesetaraan akses bagi seluruh kalangan, termasuk atlet disabilitas.

[ADV | DPRD KALTIM]

Exit mobile version