Gemanusantara.com – Kalimantan Timur tengah berada di masa krusial dalam sejarah kependudukannya, dengan dominasi usia produktif yang dikenal sebagai bonus demografi. Namun, di balik peluang besar ini, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim mengingatkan adanya potensi ancaman jika generasi muda tidak disiapkan dengan matang untuk menghadapi tantangan zaman.
Kepala Bidang Pengembangan Pemuda Dispora Kaltim, Mardaretha, menekankan bahwa bonus demografi bukanlah jaminan kemajuan jika tidak dibarengi dengan pembinaan karakter, kepemimpinan, dan keterampilan yang mumpuni di kalangan pemuda.
“Bonus demografi hanya datang sekali dalam sejarah. Tapi jika tidak dimanfaatkan, ini bisa jadi beban sosial dan ekonomi,” ujar Mardaretha.
Ia menyebut bahwa tantangan era digital dan globalisasi menuntut lebih dari sekadar kecakapan teknis. Dibutuhkan pemuda yang tangguh secara mental, adaptif, dan mampu menjadi pemimpin dalam lingkup lokal hingga internasional. Karena itu, regenerasi kepemimpinan menjadi fokus penting dalam desain kebijakan pembinaan pemuda.
Dispora Kaltim pun telah merancang berbagai program konkret, mulai dari pelatihan kepemimpinan, wirausaha muda, hingga forum diskusi publik. Program-program ini bertujuan memfasilitasi tumbuhnya pemuda yang tidak hanya berdaya saing, tapi juga berkontribusi terhadap pembangunan daerah dan nasional.
Meski demikian, Mardaretha menegaskan bahwa peran pemerintah tidak cukup jika berdiri sendiri. Kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan kampus, organisasi masyarakat, dan pelaku usaha, sangat dibutuhkan untuk membentuk ekosistem pembinaan pemuda yang utuh dan berkelanjutan.
“Pemuda Kaltim harus disiapkan tidak hanya untuk hadir di ruang-ruang strategis, tapi juga mampu tampil dan bersaing. Ini bukan pekerjaan satu pihak, semua elemen harus terlibat,” pungkasnya.
Dengan upaya yang konsisten dan sinergis, Dispora Kaltim berharap bonus demografi bisa menjadi titik lompatan menuju kemajuan daerah, bukan sebaliknya.
[ADV | DISPORA KALTIM]
