Gejolak Harga Pangan Menguat, Pemkot Samarinda Bergerak Menekan Lonjakan

Gemanusantara.com – Lonjakan harga cabai dan bawang merah kembali menjadi sorotan Pemerintah Kota Samarinda. Menjelang rangkaian hari besar keagamaan, pemkot mulai memperketat pemantauan pasokan dan harga dua komoditas yang paling sensitif terhadap perubahan cuaca tersebut.
Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri, menyebut bahwa gejolak harga tahun ini lebih terasa karena gangguan produksi di sejumlah daerah penghasil. Curah hujan tinggi dan banjir yang merendam lahan membuat suplai dari luar kota berkurang. Kondisi ini langsung berdampak pada pasar tradisional di Samarinda.
“Begitu pasokan tersendat, harga di pedagang otomatis tidak stabil. Selisihnya bisa jauh antara satu lokasi dengan yang lain,” ujarnya. Di lapangan, harga bawang merah tercatat bervariasi, mulai dari kisaran Rp49 ribu hingga Rp57 ribu per kilogram.
Menurut Saefuddin, fluktuasi tersebut masih dianggap wajar selama pasokan belum sepenuhnya pulih. Namun ia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam apabila kenaikan terus berlanjut dan mulai membebani masyarakat. Operasi pasar menjadi salah satu opsi intervensi yang kini tengah dipetakan mulai dari lokasi rawan lonjakan hingga waktu pelaksanaan paling efektif.
Ia menuturkan, stabilitas harga bahan pokok harus dijaga secara berkelanjutan. Terlebih dalam beberapa bulan ke depan, Samarinda akan menghadapi momentum besar seperti Natal, Tahun Baru, Ramadhan, dan Idul Fitri periode ketika konsumsi masyarakat biasanya meningkat.
“Yang paling penting adalah memastikan warga tetap tenang. Tugas kami menjaga agar gejolak harga tidak memicu keresahan,” tegasnya.
Pemkot juga berkomitmen memperkuat koordinasi dengan distributor, pedagang, hingga OPD terkait agar pasokan tetap terjaga dan harga bergerak pada level yang wajar. (Nit)



