
Gemanusantara.com — Upaya modernisasi layanan kesehatan di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kini semakin digencarkan melalui penerapan sistem digital pada berbagai proses pencatatan dan pelaporan.
Langkah ini menjadi strategi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim untuk meningkatkan efisiensi pelayanan sekaligus memastikan data kesehatan lebih akurat.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kutim, Sumarno, menjelaskan bahwa penggunaan aplikasi digital kini telah menjadi kebutuhan utama dalam pengelolaan layanan kesehatan di seluruh Puskesmas.
“Semua memang serba aplikasi sekarang. E-BLUD (Elektronik Badan Layanan Umum Daerah), kemudian e-rekam medis (Rekam Medis Elektronik/RME). Hepatitis pakai SIHEPI (Sistem Informasi Hepatitis dan Infeksi Saluran Pencernaan), malaria itu SISMAL (Sistem Informasi Surveilans Malaria), untuk HIV itu SIHA (Sistem Informasi HIV AIDS),” kata Sumarno saat ditemui di ruang kerjanya.
Ia menjelaskan, aplikasi E-BLUD membantu mempercepat proses administrasi internal, sementara RME memungkinkan riwayat kesehatan pasien diakses lebih cepat dan akurat oleh tenaga kesehatan.
Adapun aplikasi program seperti SIHEPI, SISMAL, dan SIHA berfungsi untuk memastikan laporan penyakit hepatitis, malaria, dan HIV sejalan dengan data nasional.
Digitalisasi dinilai sangat penting karena metode manual sering memunculkan keterlambatan pelaporan maupun ketidaksesuaian data di lapangan.
Meski demikian, penerapan teknologi digital masih menghadapi sejumlah kendala. Beberapa Puskesmas di wilayah pedalaman kesulitan jaringan internet, dan sebagian petugas membutuhkan peningkatan kapasitas untuk mengoperasikan aplikasi dengan optimal.
Karena itu, pelatihan berkala terus digelar agar transformasi digital tidak hanya menjadi formalitas, tetapi benar-benar mendukung kinerja harian petugas kesehatan.
“Penggunaan sistem aplikasi ini berdampak besar pada penyusunan perencanaan tahunan, karena data yang terkumpul jauh lebih lengkap dan terpercaya,” jelasnya.
Walaupun kanal pengaduan masyarakat belum terintegrasi ke dalam aplikasi digital, fondasi awal transformasi sudah terbentuk.
Pemerintah daerah menargetkan
dalam beberapa tahun mendatang seluruh sistem dapat terhubung secara terpadu, sehingga pemantauan dan evaluasi layanan kesehatan menjadi lebih mudah.
Digitalisasi kesehatan di Kutim bukan hanya mengikuti perkembangan teknologi, tetapi merupakan kebutuhan untuk menghadirkan layanan yang lebih cepat, responsif, dan akuntabel. (Adv/ma)