SAMARINDA

Dibalik Turunnya Pengangguran, Pekerja Informal Masih Dominasi Pasar Kerja Samarinda

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Samarinda Yuyum Puspitaningrum. (Gemanusantara.com)

Gemanusantara.com– Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Samarinda pada 2024 dan proyeksi 2025 tidak sepenuhnya mencerminkan kualitas pasar kerja di kota ini. Di balik angka 5,75 persen pada 2024 dan proyeksi 5,57 persen pada 2025, struktur ketenagakerjaan masih didominasi sektor informal dengan tingkat kerentanan yang tinggi.

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Samarinda Yuyum Puspitaningrum mengakui, sebagian besar tenaga kerja terserap di sektor nonformal dengan pola kerja tidak tetap dan tanpa perlindungan sosial yang memadai.

“Angka pengangguran turun, tapi tantangan berikutnya adalah bagaimana memastikan pekerjaan itu layak, stabil, dan berkelanjutan,” ungkap Yuyum, Rabu (3/12/2025).

Menurutnya, lulusan SMA masih menjadi kelompok terbesar pencari kerja, dan banyak yang akhirnya masuk ke sektor informal karena keterbatasan keterampilan teknis dan sertifikasi yang disyaratkan industri formal.

Situasi ini membuat sebagian pekerja berada dalam siklus kerja jangka pendek, tanpa kepastian pendapatan, serta minim akses jaminan sosial ketenagakerjaan. Dalam jangka panjang, kondisi ini berisiko menekan daya beli dan stabilitas sosial masyarakat perkotaan.

Disnaker kini mengarahkan kebijakan pelatihan ke sektor-sektor yang memiliki kepastian serapan kerja seperti konstruksi bersertifikat, jasa industri, dan tenaga terampil berbasis proyek. Namun transisi dari sektor informal ke formal dinilai tidak bisa berlangsung cepat.

Pemerintah juga mendorong keterlibatan dunia usaha untuk membuka lebih banyak lowongan kerja dengan sistem rekrutmen terbuka dan perlindungan kerja yang jelas.

“Penurunan TPT penting, tapi yang lebih penting lagi adalah kualitas kerja. Kalau yang tumbuh hanya sektor informal, risikonya tetap besar bagi pekerja,” tegas Yuyum.

Ke depan, Disnaker menargetkan penataan pasar kerja tidak hanya bertumpu pada penurunan pengangguran, tetapi juga pada peningkatan pekerjaan layak sebagai fondasi ekonomi kota Samarinda. (Nit)

Related Articles

Back to top button