Banjir dan Longsor Terjadi Lagi, Abdul Rohim Soroti Kinerja PUPR

Gemanusantara.com – Hujan deras yang mengguyur Kota Samarinda dalam beberapa hari terakhir kembali memicu banjir di sejumlah kawasan, bahkan menyebabkan longsor di beberapa titik. Peristiwa ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian banjir yang dimiliki kota belum berjalan efektif dalam menghadapi cuaca ekstrem.
Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, Abdul Rohim, menyatakan bahwa pihaknya akan segera memanggil Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk melakukan evaluasi terhadap program-program penanganan banjir yang dinilai belum optimal. “Ini jadi catatan serius. Kami ingin tahu apa yang sebenarnya sudah dilakukan PUPR dan sejauh mana efektivitasnya,” katanya.
Abdul Rohim menyoroti beberapa faktor teknis yang turut memengaruhi kegagalan sistem drainase saat curah hujan tinggi, terutama pada ketidakseimbangan antara debit air dari hulu dan kapasitas saluran di hilir. Ia menyebut pembangunan kolam retensi menjadi salah satu solusi penting yang belum terealisasi secara merata.
Menurutnya, bila volume air di hulu sudah melebihi batas, maka sistem di hilir jelas tidak akan mampu menampungnya. “Kalau aliran air tersumbat di bawah, ya pasti meluap. Makanya ini harus dilihat menyeluruh, bukan hanya tambal sulam,” tegasnya.
Tak hanya soal banjir, Abdul Rohim juga meminta perhatian serius terkait kejadian tanah longsor, termasuk di sekitar kawasan Terowongan Selili. Ia menyebut bahwa stabilitas tanah di sekitar proyek infrastruktur besar perlu ditinjau ulang, terutama jika belum ada penguatan lereng yang sesuai standar.
Ia memastikan bahwa DPRD akan mengundang seluruh pihak teknis yang berkaitan, termasuk kontraktor jika diperlukan, guna menelusuri akar permasalahan dari bencana yang terjadi belakangan ini. “Kami ingin perencanaan yang matang, bukan hanya proyek-proyek fisik yang tidak tahan terhadap kondisi alam,” tambahnya.
Komisi III menegaskan bahwa evaluasi ini dilakukan sebagai langkah korektif agar kejadian serupa tidak terus berulang setiap musim hujan.
[ADV | DPRD SAMARINDA]