Andriansyah Dorong Kesadaran Kolektif Kelola Sampah, Ingatkan Pentingnya Edukasi dan Pemilahan dari Rumah

Editorialkaltim.com – Persoalan sampah di Kota Samarinda dinilai belum bisa diatasi hanya dengan mengandalkan peran pemerintah dan komunitas peduli lingkungan. Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Andriansyah, menegaskan bahwa partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci utama dalam mengelola timbunan sampah yang kian mengkhawatirkan.

Aan — sapaan akrabnya — mengungkapkan bahwa saat ini Kota Samarinda menghasilkan sekitar 615 ton sampah setiap hari. Angka ini menjadi alarm serius yang membutuhkan solusi kolektif dari berbagai pihak, termasuk masyarakat di tingkat rumah tangga.

“Menjaga kebersihan bukan hanya urusan petugas atau komunitas, tapi tanggung jawab kita bersama. Kalau lingkungan kotor, yang rugi kita semua,” ujarnya.

Ia menyarankan agar pemilahan sampah menjadi budaya baru di masyarakat Samarinda. Menurutnya, pemilahan dari rumah akan mempermudah proses pengelolaan lanjutan seperti daur ulang, bank sampah, hingga pengolahan akhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Kalau kita bisa memilah dari awal, itu sudah mengurangi beban pengangkutan dan memperpanjang umur TPA. Misalnya sampah organik bisa dikomposkan, sedangkan non-organik bisa disalurkan ke bank sampah,” jelasnya.

Namun begitu, Andriansyah mengakui bahwa penerapan sistem ini tak semudah membalikkan telapak tangan. Oleh sebab itu, ia meminta pemerintah kota melalui dinas terkait untuk lebih aktif memberikan edukasi dan sosialisasi ke masyarakat, baik lewat program RT, sekolah, maupun media sosial.

“Kalau tidak ada edukasi, bagaimana masyarakat tahu? Jadi selain menegakkan aturan, Pemkot juga harus jadi motor penggerak sosialisasi,” kata legislator dari Komisi III ini.

Ia berharap perubahan pola pikir warga bisa dimulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga. Dengan begitu, ke depan Samarinda tidak hanya dikenal sebagai kota berkembang, tetapi juga sebagai kota yang peduli terhadap kebersihan dan pengelolaan lingkungan.