AH Ungkap Peran Mahakam sebagai Urat Nadi Ekonomi, Budaya, dan Sejarah Samarinda

Gemanusantara.com– Usai membuka rangkaian Festival Mahakam 2025, Wali Kota Samarinda Andi Harun (AH) memberikan keterangan langsung kepada awak media, Jumat (21/11/2025) malam. Dalam wawancara tersebut, AH menegaskan bahwa Mahakam memiliki peran besar dalam identitas, ekonomi, dan sejarah Kota Tepian.
AH menyebut Festival Mahakam tahun ini kembali menjadi ruang tumbuhnya kreativitas masyarakat.
“Kreativitas seni dan aktivitas ekonomi bagi para pegiat pariwisata, pelaku UMKM, craft, dan start-up. Tapi sekaligus sebagai festival seni dan budaya,” ucap AH.
Ia menegaskan bahwa budaya adalah identitas bangsa, dan Mahakam telah menjadi bagian dari citra Indonesia di mata dunia.
“Budaya adalah identitas bangsa dan Mahakam telah dikenal luas, bukan hanya di Kalimantan Timur atau nasional, tapi sampai ke mancanegara,” jelasnya.
Menurut AH, sejarah Samarinda selalu kembali pada Mahakam sebagai titik awal peradaban kota.
“Kita terus merimain ini, mengenang bahwa sejarah itu memang terus berulang. Dan Samarinda dimulai dari Mahakam,” ujarnya.
Dalam wawancara tersebut, AH juga menekankan pentingnya menjaga sungai sebagai pusat kehidupan kota.
“Kita ingin memberi pesan kepada semua orang di Samarinda bahwa Mahakam harus kita jaga. Mahakam adalah urat nadi,” kata AH.
Ia menjelaskan bahwa kontribusi Mahakam bukan hanya bersifat lokal, tetapi sudah masuk dalam skala pembangunan nasional.
“Hari ini dibuktikan bahwa Mahakam menjadi kontributor pembangunan nasional, terutama sektor perekonomian. Salah satu penghasil devisa negara dibuktikan dari Mahakam, bermula dari Mahakam atau melalui Mahakam,” ungkapnya.
AH menambahkan bahwa Samarinda berperan sebagai pintu perdagangan dan logistik.
“Samarinda menjadi gerbang logistik dan perdagangan internasional. Dan Mahakam setiap tahun melalui pelabuhan menghasilkan hampir 500 miliar penerimaan negara bukan pajak,” kata AH.
Ia menyebut angka tersebut menempatkan Mahakam sebagai penghasil PNBP terbesar kedua setelah Pelabuhan Tanjung Priok.
“Dari dulu Mahakam terus mengulang sejarahnya sebagai urat nadi perekonomian, bukan hanya untuk Samarinda dan Kalimantan Timur, tapi juga untuk nasional,” tuturnya. (Nit/Rir)



