Kaltim Genjot Aksi Percepatan Penanganan TB, Angka Kematian Masih Ratusan Jiwa

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur, Jaya Mualimin (Foto: Gemanusantara.com)

Gemanusantara.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur memperkuat langkah percepatan penanganan tuberkulosis (TB) setelah catatan kasus kematian akibat penyakit ini masih tergolong tinggi sepanjang 2025. Data hingga Oktober menunjukkan hampir 300 warga meninggal dunia karena TB.

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin menyebut kondisi tersebut menjadi perhatian serius pemerintah daerah, mengingat TB masih termasuk penyebab kematian menular tertinggi di Indonesia.

Menurut Jaya, upaya penanggulangan kini difokuskan pada penguatan layanan dasar, deteksi dini, dan peningkatan kepatuhan pengobatan. Ia menegaskan, strategi ini sejalan dengan kebijakan nasional yang menargetkan penurunan prevalensi TB sebesar 50 persen pada 2030.

“Kami tidak ingin kasus TB terus memakan korban. Karena itu, setiap kabupaten/kota diminta mempercepat penemuan kasus dan memastikan pengobatan berjalan tuntas,” ujarnya, Kamis (6/11/2025).

Selain memperkuat layanan di lapangan, Pemprov Kaltim juga menyiapkan Peraturan Gubernur sebagai dasar hukum pelaksanaan program percepatan. Dokumen itu menjadi acuan teknis bagi dinas terkait untuk mengintegrasikan penanganan TB dengan program kesehatan gratis yang sedang dijalankan.

Langkah tersebut dilengkapi dengan pembentukan Tim Percepatan Penanganan Tuberkulosis, yang bekerja lintas sektor dengan pendekatan pentahelix. Model ini melibatkan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, tenaga kesehatan, dan masyarakat sipil untuk memastikan penanganan TB tidak hanya menjadi urusan dinas kesehatan semata.

“Kolaborasi menjadi kunci. Tanpa dukungan lintas pihak, penurunan angka kematian sulit tercapai,” jelas Jaya.

Di sisi lain, pemerintah juga tengah memperkuat kampanye kesadaran masyarakat agar tidak menyepelekan gejala TB, sekaligus mendorong mereka untuk menjalani pemeriksaan rutin di fasilitas kesehatan.

Menurut Jaya, keberhasilan menekan kasus TB akan menjadi fondasi penting dalam mewujudkan masyarakat sehat dan produktif menjelang Indonesia Emas 2045.

“Visi besar bangsa hanya bisa dicapai kalau rakyatnya sehat. Karena itu, perang melawan TB adalah tanggung jawab kita semua,” pungkasnya. (Nit/Rir)

Exit mobile version