
Gemanusantara.com – Anggota DPRD Kaltim, Agusriansyah Ridwan, menilai kasus perundungan dan pelecehan di pesantren sebagai ancaman serius bagi pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Ia menekankan bahwa kekerasan di lembaga pendidikan tidak hanya melukai korban, tetapi berpotensi menggagalkan upaya bangsa menyongsong generasi emas 2045.
Agusriansyah menyebut maraknya laporan kekerasan belakangan ini sebagai fenomena yang sangat memprihatinkan. Menurutnya, nilai-nilai pendidikan dan karakter yang seharusnya menjadi ruh pesantren justru tergerus oleh praktik kekerasan yang masih saja terjadi.
Agusriansyah menjelaskan bahwa kekerasan dalam bentuk apa pun tidak bisa dibenarkan dari sisi sosiologis maupun filosofis. Ia mengingatkan bahwa pesantren memiliki peran strategis dalam membentuk moralitas generasi muda, sehingga pelanggaran di dalamnya merupakan persoalan yang sangat fatal.
Selain menyoroti aspek moral, ia meminta pemerintah memperkuat sistem pendampingan dan pengawasan di seluruh pesantren. Langkah ini diperlukan agar setiap kasus dapat ditangani hingga akar masalahnya, terutama bagi pesantren yang berada dalam struktur organisasi besar maupun yang langsung berada di bawah naungan Kementerian Agama.
“Kalau kita bicara generasi emas, maka tidak boleh ada ruang kekerasan sekecil apa pun. Negara harus hadir memastikan lingkungan belajar benar-benar aman,” ungkapnya memberi penegasan baru saat diwawancarai ulang oleh media.
Laporan JPPI sepanjang 2024 mencatat 573 kasus kekerasan di lembaga pendidikan, dengan 42 persen berupa kekerasan seksual dan 31 persen perundungan. Di lingkungan pesantren sendiri ditemukan 114 kasus, sementara di Kaltim tercatat 662 kasus kekerasan hingga pertengahan 2025 dengan sebagian besar korbannya adalah anak-anak.
Agusriansyah menegaskan bahwa generasi emas tidak akan terwujud bila kekerasan terus terjadi di ruang pendidikan. Ia pun mengajak seluruh pihak mulai dari pengelola pesantren, pemerintah daerah, hingga masyarakat untuk melakukan pencegahan bersama. “Kita harus memastikan anak-anak tumbuh tanpa rasa takut, itu fondasi masa depan bangsa,” tutupnya.
[ADV | DPRD KALTIM]