Warga Tanah Merah Keluhkan Genangan Lumpur, Dugaan Aktivitas Tambang Muncul

Warga RT 27 kelurahan Tanah Merah, selalu merasakan banjir yang bercampur lumpur. (Foto: Gemanusantara.com)

Gemanusantara.com – Warga di Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara, kembali menghadapi persoalan banjir lumpur yang menggenangi lingkungan mereka. Hujan deras beberapa hari terakhir membuat air bercampur tanah meluber hingga ke halaman rumah di sepanjang Jalan Poros Samarinda-Bontang.

Lumpur yang terbawa arus bahkan menutupi sebagian akses jalan di RT 27. “Sudah sering begini kalau hujan lebat. Lumpur tebal sekali, sampai harus disiram berulang kali biar bersih,” ucap Diana, salah satu warga yang terdampak.

Kondisi serupa juga dirasakan warga RT 25 dan 26. Beberapa petani mengaku kehilangan hasil tanam karena air tergenang lama. Warga berharap pemerintah bisa segera menelusuri sumber masalahnya.

Camat Samarinda Utara, Mohamad Joni menyampaikan, tim kecamatan bersama pihak kelurahan dan pengurus RT telah turun melihat kondisi di lapangan. Dari pengamatan sementara, genangan disebabkan saluran air yang tidak berfungsi maksimal.

“Sudah ada upaya normalisasi di salah satu titik, tapi belum bisa diteruskan ke bagian hilir karena alat berat kesulitan melintas,” terangnya.

Ia menambahkan, pihak pengembang di sekitar kawasan sempat memberikan bantuan kepada warga. “Informasi yang kami terima, mereka membantu tandon air, air bersih, dan uang tunai untuk warga terdampak,” jelas Joni.

Sementara itu, Sekretaris Lurah Tanah Merah, Agus Soebiantoro, mengaku belum pernah menerima laporan resmi terkait aktivitas pertambangan di daerah Guntung Lai yang disebut-sebut berdekatan dengan lokasi banjir.

“Kami tidak pernah dikabari soal adanya tambang di situ. Urusan perizinan seperti UKL-UPL juga tidak melewati kelurahan,” katanya.

Agus menuturkan, meski tidak tahu-menahu soal kegiatan tambang, pihak kelurahan kerap menjadi tempat pertama warga menyampaikan keluhan. “Kalau terjadi banjir atau ada insiden, biasanya masyarakat datang ke kami dulu. Padahal informasi dari pihak tambang sama sekali nggak ada,” tambahnya.

Mengenai kemungkinan kaitan antara banjir lumpur dengan aktivitas di sekitar lokasi, Joni menyebut masih perlu pendalaman. “Laporan dari warga menyebut di bagian atas kawasan itu ada lahan kavling sekitar empat hektare milik seseorang bernama Licin. Tapi kebenarannya masih kami cek,” ujarnya.

Ia memastikan, pemerintah kecamatan akan melakukan pendataan lanjutan untuk mengetahui jumlah rumah dan warga terdampak. “Kami ingin pastikan data di lapangan supaya langkah penanganannya jelas,” pungkasnya. (Nit/Rir)

Exit mobile version