Samarinda Bidik Peran Gerbang Internasional IKN, Rute Malaysia Jadi Langkah Awal

Wali Kota Samarinda, Andi Harun. (Gemanusantara.com)

Gemanusantara.com– Transformasi Samarinda sebagai kota penyangga Ibu Kota Nusantara mulai diarahkan ke penguatan konektivitas global. Pemerintah Kota Samarinda tengah menyiapkan langkah pembukaan jalur udara internasional yang akan menghubungkan Kalimantan Timur dengan Malaysia.

Rencana tersebut menempatkan Bandara APT Pranoto sebagai titik awal pembukaan akses luar negeri, dengan target operasional pada 2026. Jalur ke Kuala Lumpur dipilih sebagai tahap awal sebelum pengembangan rute internasional lainnya.

Wali Kota Samarinda Andi Harun menilai, keberadaan penerbangan internasional bukan sekadar soal mobilitas, tetapi strategi jangka panjang untuk memperluas peran ekonomi daerah di tengah pembangunan IKN.

“Sebagai kota penyangga utama, Samarinda harus memiliki akses langsung ke luar negeri. Ini bagian dari penyiapan fondasi ekonomi ke depan,” ujarnya, Senin (15/12/2025).

Pemkot Samarinda, lanjut Andi Harun, saat ini fokus memastikan kesiapan non-teknis seperti dukungan layanan, regulasi, dan integrasi sektor pariwisata serta UMKM agar dampak pembukaan rute dapat langsung dirasakan masyarakat.

Alih-alih berhenti pada satu jalur, pemerintah kota melihat penerbangan internasional sebagai pintu pembuka. Jika tahap awal berjalan stabil, Samarinda diproyeksikan masuk dalam peta penerbangan regional Asia.

Beberapa negara di Asia Tenggara hingga Asia Timur disebut potensial untuk dikembangkan, selama dapat dilayani armada pesawat berbadan sedang.

Di sisi lain, keterbatasan fisik Bandara APT Pranoto masih menjadi pekerjaan rumah, terutama terkait panjang landasan pacu. Kondisi tersebut membatasi operasional pesawat berbadan lebar untuk rute jarak jauh.

Untuk itu, Pemkot Samarinda mendorong kolaborasi dengan pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur agar peningkatan kapasitas bandara dapat direalisasikan secara bertahap.

“Kalau ingin Samarinda naik kelas, maka infrastruktur pendukungnya juga harus ditingkatkan. Ini tidak bisa dikerjakan sendiri,” tutup Andi Harun. (Nit)

Exit mobile version