
Gemanusantara.com – Kasus perundungan yang terus berulang di lingkungan sekolah di Kota Samarinda menjadi perhatian serius DPRD. Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, menyarankan pemasangan kamera pengawas (CCTV) di setiap ruang kelas sebagai salah satu solusi pencegahan kekerasan antarpelajar.
Novan menyampaikan bahwa selama ini kasus-kasus perundungan baru diketahui setelah rekaman video tersebar luas di media sosial. Hal ini menunjukkan lemahnya sistem pelaporan internal di sekolah. “Kalau harus viral dulu baru ditindak, berarti kita tidak punya sistem deteksi dini yang memadai,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menekankan perlunya perbaikan menyeluruh dalam mekanisme pengawasan dan pembinaan siswa di sekolah. Salah satu yang menjadi sorotan adalah peran guru Bimbingan Konseling (BK) yang selama ini dinilai belum optimal. “Sudah ada guru BK di sekolah, tapi tidak semua punya latar belakang dan jumlah SDM yang memadai. Akibatnya, banyak kasus terlewat,” jelasnya.
Selain itu, Novan menggarisbawahi pentingnya keterlibatan keluarga dalam membentuk karakter anak. Ia menyoroti fenomena anak-anak di bawah umur yang masih berkeliaran hingga larut malam. Menurutnya, hal ini menunjukkan lemahnya pengawasan dari rumah.
Menurut Novan, pemasangan CCTV bukan bertujuan menghukum, melainkan sebagai alat pemantau untuk memberikan gambaran perilaku siswa secara real-time. Ia menilai langkah tersebut dapat meningkatkan rasa aman dan memperkuat kedisiplinan.
DPRD Kota Samarinda, lanjutnya, akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk mengkaji kemungkinan implementasi usulan tersebut. Termasuk dalam pembahasan, adalah kesiapan anggaran dan skema teknis pemasangan kamera.
“Ini bukan wacana kosong. Kami ingin segera duduk bersama dinas terkait, menyusun peta jalan implementasi, dan mencari skema pendanaan yang tidak membebani sekolah,” pungkas Novan.
[ADV | DPRD SAMARINDA]