
Gemanusantara.com– Menjelang momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda menempatkan fokus pada upaya menjaga kelancaran mobilitas masyarakat di tengah meningkatnya potensi cuaca ekstrem. Pemerintah Kota menilai stabilitas pergerakan warga terutama di jalur rawan banjir menjadi kunci agar aktivitas libur akhir tahun tidak terganggu.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang lebih menitikberatkan pada kesiapsiagaan alat dan personel, tahun ini BPBD menyiapkan skema mobilisasi bantuan lapangan yang lebih terstruktur. Upaya ini dilatarbelakangi oleh tingginya intensitas hujan yang dapat memicu genangan dan perlambatan arus lalu lintas.
Kepala BPBD Samarinda, Suwarso, menyebutkan bahwa arah kebijakan yang diperkuat tahun ini adalah memastikan warga tetap dapat bergerak dengan aman meski cuaca buruk terjadi.
“Curah hujan sedang sampai tinggi bisa langsung berdampak ke aksesibilitas, terutama di titik-titik genangan dalam. Karena itu, kami siapkan pola dukungan mobilitas yang lebih cepat dan terkoordinasi,” jelas Suwarso, Selasa (9/12/2025).
Sebagai pusat kendali, Pemkot menginstruksikan pendirian Posko Kesiapsiagaan Terpadu yang berfungsi memberikan respons cepat terhadap hambatan mobilitas, termasuk membantu warga pada jalur-jalur rawan seperti Antasari, Alaya, dan Sentosa. Berbeda dari posko pelayanan umum, posko ini secara spesifik diarahkan untuk memantau risiko hidrometeorologi dan dampaknya terhadap lalu lintas.
“Ini posko khusus sesuai arahan Wali Kota. Fokusnya bukan hanya mitigasi bencana, tapi juga memastikan jalur-jalur kritis tetap bisa dilalui warga,” ujarnya.
Sebagai dukungan operasional, BPBD menyiapkan armada Dalmas untuk membantu mobilisasi masyarakat, termasuk yang hendak menuju bandara ketika terjadi genangan tinggi. Kolaborasi lintas instansi seperti Basarnas, Foresta, dan TNI juga diperkuat untuk mempercepat penanganan kendala di lapangan.
“Bencana itu urusan bersama. Karena mobilitas warga di masa Nataru meningkat, hambatan lalu lintas harus ditekan semaksimal mungkin,” tegas Suwarso.
Melalui pendekatan ini, BPBD tidak hanya mengantisipasi potensi banjir dan longsor, tetapi juga memastikan aktivitas masyarakat dapat tersebar lancar meski kondisi cuaca tidak menentu. (Nit)