Aksi Balap Liar di Samarinda Masih Marak, DPRD Dorong Penindakan dan Pembinaan Remaja

Gemanusantara.com – Aksi balap liar kembali menjadi sorotan publik di Kota Samarinda. Tak hanya mengganggu ketertiban umum, fenomena ini bahkan menimbulkan kekhawatiran setelah diketahui sejumlah pemuda melakukan taruhan hingga puluhan juta rupiah dalam praktik tersebut.

Anggota Komisi I DPRD Kota Samarinda, Markaca, menyuarakan keprihatinannya atas kejadian tersebut. Ia meminta aparat penegak hukum (APH) untuk bertindak tegas dan melakukan patroli rutin, mengingat balap liar berpotensi menimbulkan korban jiwa, bahkan terhadap masyarakat yang tidak terlibat langsung.

“Balap liar ini tidak hanya melanggar aturan, tapi juga membahayakan nyawa orang lain. Saya minta aparat jangan hanya sesekali razia, tapi harus konsisten melakukan penertiban,” tegas Markaca. Ia menyebut sejumlah titik rawan seperti Simpang Empat Lembuswana, Jalan Basuki Rahmat, dan Jalan Dr Soetomo sebagai lokasi favorit para pelaku.

Di sisi lain, Markaca menilai pentingnya pendekatan lain selain penindakan. Menurutnya, para pemuda juga membutuhkan ruang untuk menyalurkan hobi otomotif mereka secara positif dan terorganisir. Ia mencontohkan kegiatan Night Race Drag Bike Kapolresta Championship Cup 2025 yang digelar Polresta Samarinda bersama Ikatan Motor Indonesia (IMI) Korwil Kaltim dan IMI Samarinda pada bulan Ramadan lalu.

“Kegiatan seperti itu patut didukung karena memberi ruang positif bagi anak muda. Ini bisa menjadi solusi awal meskipun tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah balap liar,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa pendekatan kolaboratif antara pemerintah, aparat, dan komunitas otomotif perlu terus ditingkatkan.

Menurutnya, pola pembinaan dan edukasi kepada remaja juga harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Ia menekankan bahwa anak muda tidak boleh hanya disalahkan, tapi juga perlu diarahkan dan difasilitasi agar mereka tidak tersesat ke jalur yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

“Namanya remaja, kadang mereka hanya butuh perhatian dan wadah untuk mengekspresikan diri. Kita sebagai orang tua, wakil rakyat, dan pemerintah harus hadir mengarahkan, bukan hanya menghukum,” tandas Markaca.

[ADV | DPRD SAMARINDA]

Exit mobile version